Satu lagi novel anak terbitan NouraBooks yang memeriahkan dunia literasi anak Indonesia. Novel ini menceritakan kisah seru dan perjuangan seorang anak untuk membentuk tim basket putri di Marigold Girl School.
Adalah Nikita Billy gadis lincah dan cekatan, bermata bulat dan berambut panjang. Nikita adalah gadis penyuka warna ungu, sehingga semua aksesorisnya selalu berwarna ungu. Bahkan, kamar tidurnya pun di dominasi warna tersebut.
Nikita adalah siswa baru di Marigold Girl School. Ia terpaksa pindah dari sekolah SD IT Java Orchid School karena harus ikut ibunya tinggal di rumah ayah tirinya. Nikita harus rela berpisah dengan Syahnaz, sahabat baiknya di sekolah itu.
Di sekolah barunya, Nikita bertemu Carissa, gadis cantik berjilbab blasteran Indonesia-Arab-Jerman. Hobi Nikita dan Carissa sama, suka basket dan juga pandai menari. Sayangnya, di sekolah barunya itu tidak ada tim basket sama sekali. Padahal, ada lomba basket antar sekolah yang ingin sekali ia ikuti. (hal. 25-38).
Karena tekadnya yang kuat, Nikita dan Carissa ingin sekali mewujudkan mimpinya dengan membentuk tim basket putri di sekolah itu. Di bantu Dude, kakak tiri Nikita, yang sudah di kelas 2 SMU yang bersedia menjadi pelatihnya.
Walaupun sudah mendapat izin dari kepala sekolah, rencana Nikita membentuk tim basket ternyata tidak mudah. Ada Arumi Baldwin dan gengnya yang tak menyukai rencana Nikita. Ia berusaha mengacaukan rencana itu dengan berbagai cara.
Gagal mengacaukan latihan tim basket yang baru dibentuk, Arumi mencari cara lain. Ia membuat pengumuman palsu dan menempelkannya di dinding sekolah pagi-pagi sekali sebelum tim basket datang ke sekolah untuk latihan. Di kertas itu ia menulis kalau lapangan yang biasa digunakan untuk latihan tidak boleh lagi dipakai oleh Nikita dan kawan-kawan. Namun, Arumi tidak sadar gerak-geriknya sedang di awasi penjaga sekolah dan karena kecerobohannya ia meninggalkan sebuah bukti di tempat itu.
Arumi tidak bisa mengelak lagi ketika perbuatannya itu terungkap. Dengan menangis ia meminta maaf pada semua anggota tim. Karena anggota tim basket masih kurang, Arumi akhirnya diajak menjadi anggota tim. Ia senang sekali karena sebenarnya ia juga suka dengan olahraga itu hanya saja ia gengsi mengakuinya. (hal. 81-96).
Ternyata Arumi juga penyuka warna ungu sama dengan Nikita. Karena tim basket itu belum punya nama. Maka mereka sepakat memberi nama tim mereka dengan nama The Purple Team.
The Purple Team setiap hari sabtu dan minggu selalu berlatih terlebih waktu kompetisi semakin dekat sehingga jam latihan mereka ditambah hingga jam dua belas siang. Semua anggota tim mengikuti dengan penuh semangat. Sesuai namanya, semua seragam dan atribut tim berwarna ungu. Bahkan, bola basketnya pun mereka usahakan juga berwarna ungu.
Namun, ketika acara kompetisi itu akan digelar, Nikita menerima kabar duka. Ayah kandungnya masuk rumah sakit. Ia harus menemani dan menunggui sang ayah. Nikita terpaksa mengurungkan niatnya untuk membela The Purple Team. Kecewa sudah pasti, tetapi rasa sayang pada sang ayah tidak membuatnya menyesal. (hal. 111-126).
Untuk mengobati kekecewaan Nikita, teman-temannya mengusulkan agar Nikita mengadakan kompetisi basket di Marigold Girl School, sebagai tuan rumah Nikita bisa membela tim basketnya. Dibantu pihak sekolah, ayah kandungnya, teman-temannya, Nikita ingin menyukseskan kompetisi basket putri antar sekolah ini. Walaupun lelah tetapi ia menjalaninya dengan santai dan penuh tanggung jawab. Apakah nanti rencana akan berhasil? Atau malah ada musibah tak terduga lagi?
Selain ceritanya yang seru, kocak, dan menegangkan, cerita ini juga mengajarkan tentang arti persahabatan, kasih sayang, dan kerja sama. Wah, benar-benar sebuah novel keren yang sayang untuk dilewatkan!
Selamat membaca.
_________________________________________
Judul Buku : The Purple Basket Team
Penulis : Ida Robit
Penerbit : Noura Books
Tahun : Februari 2013.
Tebal : viii + 165 halaman.
ISBN : 978-602-9498-72-1
Penulis : Ida Robit
Penerbit : Noura Books
Tahun : Februari 2013.
Tebal : viii + 165 halaman.
ISBN : 978-602-9498-72-1
Peresensi : Muhammad Saleh, penulis lepas dan penikmat buku, tinggal di Barabai, Kalimantan Selatan.
Sumber : Rimanews, 3 April 2013 - 08.42 WIB
0 komentar:
Posting Komentar