resensi terbaru, pengertian resensi, contoh resensi, resensi novel, resensi buku, resensi cerpen, resensi laskar pelangi, arti resensi, resensi film

Kamis, 12 Januari 2012

Berguru Pada Pengalaman


Judul Buku      : Ondel-Ondel Nekat Keliling Dunia
Penulis           : Luigi Pralangga
Penerbit         : Qanita, Mizan Publika
Cetakan         : Pertama, 2011
Tebal             : xv + 314 halaman
Peresensi       : Supriyadi*)

Memang benar apa yang pepatah katakan bahwa pengalaman adalah guru. Berguru pada pengalaman akan memberikan banyak pengetahuan tentang apa yang telah dialami. Bahkan, pengalaman telah mengajarkan kepada manusia berbagai pelajaran kehidupan yang senantiasa dijalani oleh umat manusia. Baik itu pahit maupun manis, pengalaman selalu memberikan pelajaran untuk selanjutnya direfleksikan dalam kehidupan berikutnya.

Sebagaimana Luigi Pralangga yang telah berguru pada pengalamannya yang ia paparkan dalam bentuk buku yang berjudul “Ondel-Ondel Nekat Keliling Dunia”. Dalam buku tersebut, ia memaparkan pengalamannya pergi ke berbagai belahan dunia dengan modal nekat. Meninggalkan keluarga dan Jakarta, kota asalnya, ia pergi menuju New York, Amerika Serikat guna mencari pengalaman. Dari situlah ia memulai perjalanannya untuk menempuh pengalaman berkeliling dunia.

Sebelum meninggalkan Jakarta, Luigi adalah seorang yang telah bekerja pada sebuah perusahaan telekomunikasi nasional terkemuka di Indonesia. Dengan keputusan yang bulat, ia pun berani meninggalkan zona nyaman sebagai orang yang mapan di Jakarta. Ia pun akhirnya melabuhkan dirinya di New York. Di negeri yang asing baginya itu, ia melamar ke sekretariat PBB dan ternyata ia diterima. Hal itu dilakukannya demi sebuah tujuan dan misi yang mulia, yakni bergabung di barisan pasukan perdamaian.

New York adalah sebuah kota megapolitan dunia yang ada di Amerika. Meski demikian, jangan dikira bahwa kota tersebut adalah kota terhebat di dunia tanpa aib. Dalam pemaparan Luigi, justru New York menyimpan berbagai nuansa jalanan yang juga ada di Indonesia. Mulai dari pengamen hingga pengemis pun turut menghiasi kota tersebut ketika berada di jalur kereta api bawah tanah. Itulah pengalaman yang membukakan mata Luigi ketika berada di negeri orang. Luigi sekali lagi telah “makan garam” di New York.

Di kota tersebut, ia menjadi salah satu staf PBB. Sebagai peacekeeper, ia juga turut ditugaskan ke Irak ketika terjadi konflik yang runyam di negara tersebut. Ketika itu Irak pada masa kepemerintahan Saddam Hussein berada di ujung tanduk.

Dalam misi perdamaian dunia yang dicanangkan PBB, ia tergabung dalam pasukan United Nations Monitoring, Verivication, and Inspection Commision (UNMOVIC) dan ditempatkan di Baghdad. Tidak lama di Baghdad, Sekjend PBB (Koffi Annan) mengumumkan bahwa PBB harus keluar dari wilayah Irak. Luigi dan 199 staf PBB lainnya pun dievakuasi ke Cyprus. Setelah itu pun ia kembali ke New York.

Hal yang diperoleh Luigi adalah pengalaman yang memberikan pelajaran hidup. Di sisi lain, hidupnya di New York juga mengalami perubahan menuju peningkatan. Ketika masih di Jakarta, ia rela melepaskan zona nyaman dari kemapanan hidup, ia mencari prestasi hidup yang lebih prestisius. Dalam hal karir, justru meningkat. Ia merasakan adanya lompatan besar dan manuver tajam yang sudah ia lakukan.

Bahkan, ditugaskannya di negara rawan konflik juga banyak memberikan pelajaran hidup baginya. Ia pernah juga ditugaskan di Liberia, sebuah negara yang ada di Afrika Barat. Di sana, ia menjumpai berbagai hal baru yang membuat hatinya luruh. Ia menyaksikan ibu-ibu muda usia 14-16 tahun yang berjuang hidup dengan menggendong anaknya tanpa kejelasan siapa ayahnya. Sebagian dari mereka adalah korban konflik di mana ayahnya tidak lagi bisa ditemukan. Sebagian yang lain adalah korban dari nafsu bejat (seks) para pembuat onar.

Dengan begitu, terang saja banyak anak ataupun masyarakat yang tidak memiliki akta kelahiran. Selain itu, di Liberia, Luigi justru bisa merasakan nikmat Tuhan ketika melihat ketidakwajaran hidup atau kualitas hidup yang sulit bagi orang-orang Liberia. Ia merasa bersyukur telah dikaruniai hidup yang layak dan bisa merasakan serta menikmati kebahagiaan.
Perjalanan Luigi berkeliling dunia yang dikemas dalam buku “Ondel-Ondel Nekat Keliling Dunia” ini menyiratkan sebuah perjuangan seorang anak Adam untuk menempuh misi. Dengan modal nekat dan dengan rasa optimisme yang tinggi, justru Luigi mendapatkan pelajaran yang luar biasa dari pengalaman mengelilingi dunia tersebut. Mulai dari ditempatkannya di negara-negara rawan konflik seperti Irak dan Liberia, hingga menyelami kehidupan di New York telah menjadikan Luigi sebagai anak bangsa yang tangguh dan berani.

Sebuah hal yang dapat dipetik dari membaca perjalanannya itu adalah berani menatap hidup dan optimisme membangun kehidupan. Apa pun impian kita, baik itu merantau ke luar negeri untuk mencari pengalaman, kuliah, atau apapun itu, sebaiknya jangan dilihat berapa banyak uang yang ada di kantong. Optimisme dan nekat adalah modal utama untuk menatap masa depan. Dengan demikian, membuat gebrakan dalam hidup adalah sebuah prestasi yang besar di mana hal itu didapatkan dari pengalaman, guru kehidupan.

*) Peresensi adalah pustakawan Kutubiy, Yogyakarta

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Dapatkan Pemberitahuan Terbaru Tentang Modem Bolt, Klik Follow pada Gambar Berikut:

Resensi Buku Terbaru
Tags :

Related : Berguru Pada Pengalaman

0 komentar:

Posting Komentar