Judul buku : Dialog Antarumat Beragama, Gagasan dan Praktik di Indonesia
Penulis : J.B Banawiratma, Zaenal Abidin Bagir, etc.
Penerbit : Mizan
Tahun terbit : Desember, 2010
Halaman : xx + 288 hlm
Peresensi: Abdullah Hanif
Konflik-konflik berdarah yang terjadi hampir dalam seluruh rentang sejarah agama-agama di dunia dan sangat banyak terjadi akhir-akhir ini di tanah air menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan umat beragama untuk membangun suatu peradaban yang kuat lagi santun bagi suatu masyarakat majemuk seperti Indonesia.
Dibanding dengan negara lain di Asia maupun dunia, Indonesia telah memiliki sejarah panjang praktik dialog antar umat beragama. Dialog sebagai aktivitas yang terlembagakan di Indonesia telah dimulai sejak 1960-an, yang dipromosikan dengan gencar oleh pemerintah. Namun dari dialog-dialog yang telah digalakkan oleh pemerintah belum mampu menjawab problem keberagamaan yang ada.
Terbukti masih banyak terjadi konflik berdarah di tanah air yang mengatasnamakan agama. Mulai dari konflik yang terjadi di Ambon antara Islam dan Kristen yang terjadi pada tahun 1998, kasus pembakaran gereja di Jawa barat, serta pengeboman yang terjadi diberbagai tempat ibadah dan masih banyak lainnya, merupakan bukti bahwa dialog antar umar beragama untuk memperoleh kesadaran akan adanya multiagama masih rendah.
Pada hakekatnya semua agama mengagungkan toleransi, kasih sayang serta saling menghargai dan agama mengutuk segala jenis tindakan destruktif. Seharusnya pemeluk agama bahu-menbahu untuk mengahadapi persoalan bersama ini, yakni menjaga umat manusia dan lingkungannya dari kerusakan dan pengrusakan.
Dengan demikian agama yang dipelajari, diperbincangkan, dan diamalkan oleh penganutnya secara sungguh-sungguh akan menciptakan perdamaian dan peradaban, karena agama mempunyai peranan yang urgen dalam memberi arah dan arti bagi kehidupan manusia. Karena itu kerukunan umat beragama di Indonesia merupakan bagian sangat penting dalam pembangunan, dan menjadi pilar dari kerukunan nasional.
Upaya pemeliharaan kerukunan umat beragama tersebut menjadi prasyarat mutlak bagi terlaksananya penyelenggaraan pemerintahan dan negara yang efektif, serta terlaksananya program-program pembangunan untuk mewujudkan tujuan berbangsa dan bernegara.
J.B Bana Wiratma, dkk. Melalui bukunya dialog antar umat beragama, memberikan kontribusi yang banyak dalam upaya mewujudkan cita-cita bersama dalam membangun harmonisasi antar umat beragama di indonesia. Buku ini menampilkan praktik dialog antar umat beragama, sebagaimana yang umum dipahami sekarang, dalam beragam bentuknya, serta sejarah awal hingga perkembangan mutakhir.
Dialog antar umat beragama kiranya menjadi hal yang krusial dalam membangun cita-cita dunia, maka sosialisasi merupakan sebuah keniscayaan. Menurut Mukti Ali, dialog antar orang beriman yang dijalankan oleh para pengajar, dan bukan politisi, secara pribadi lebih membuahkan hasil ketimbang dialog antar orang-orang beriman yang dijalankan secara formal pada tataran pemerintah. (hlm. 5)
Namun tidak menutup kemungkinan peranan dari pemerintah tidak mempunyai kontribusi yang signifikan. Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB), merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat lokal dan difasilitasi oleh pemerintah juga terbukti mempunyai andil besar.
Forum tersebut mempunyai tugas melakukan dialog dengan pemuka agama dan masyarakat, menampung dan menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat serta melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan dibidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat. (hlm. 48)
Akhirnya, dengan hadirnya buku ini, para pelaku dialog baik perseorangan maupun lembaga-lembaga masyarakat sipil dan juga pihak pemerintah yang menaruh perhatian pada dialog dapat memperoleh gambaran besar, semacam peta tentang dialog antar umat beragama. Dengan demikian kerukunan antar umat beragama yang menjadi cita-cita bersama bisa terealisasikan dengan baik
0 komentar:
Posting Komentar