Judul : Man Down
Penulis : Dan Abrams
Penerjemah : Tria Barmawi
Penerbit : Lingkar Pena
Terbit : November 2011
Ketebalan : IX + 208 halaman
Harga : Rp. 35.000,-
Peresensi : Ady Ahmed
Masalah diskriminasi gender yang masih terjadi di Indonesia begitu kompleks dan mendapat sorotan publik. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah kekerasan terhadap perempuan atau kerap dikenal KDRT, human traffic dan lain sebagainya. Bahkan di Indonesia, perempuan masih belum mendapatkan tempat utama di dunia pemerintahan.
Berbagai macam alasan yang melatarbelakangi masalah-masalah tersebut, salah satu penyebab tersebut adalah mitos-mitos yang terlanjur berkembang dalam diri masyarakat yang masih memandang bahwa wanita adalah kaum yang lemah dan payah, sementara pandangan sebaliknya justru diarahkan terhadap kaum pria.
Oleh karena itulah diterbitkannya buku ini, yang mengumpulkan beberapa fakta yang mengungkapkan bahwa tidak semua hal maupun bidang pekerjaan yang selama ini dianggap sebagai bidangnya pria, dapat dilakukan dengan baik oleh kaum pria. Justru hasil yang diperoleh adalah lebih baik wanita dalam kesempatan tersebut.
Dan Abrams -penulis buku ini- adalah pria yang lebih dominan bergerak dalam bidang hukum. Dan memiliki jabatan sebagai kepala analis hukum untuk NBC News dan juga pendiri Abrams Media Network. Bahkan Dan sempat menjadi pembawa acara program malam untuk perkara-perkara hukum. Namun Dan sangat tertarik untuk membuktikan kekuatan atau keistimewaan yang dimiliki kaum wanita ketimbang kaum pria.
Siapa lebih lihai dalam menggunakan palu? Pria atau wanita? Pasti pertanyaan tersebut dijawab dengan lantang bahwa yang lebih lihai menggunakan palu jelas kaum pria. Pasalnya palu, obeng, tang dan alat-alat tukang lainnya adalah perkakas pria. Perkakas yang cocok untuk wanita seperti wajan, panci dan lain sebagainya. Namun itu hanyalah dilihat dari sisi kecocokan dan kepantasan saja.
Bagaimana jika dilihat dari tingkat keakuratan dalam menggunakan palu dengan tingkat luka yang minim? Ternyata melalui sebuah penelitian, hasilnya adalah wanita lebih akurat ketimbang pria. Dijelaskan di dalam buku ini, melalui penelitian di Massachusetts, Duncan Irschick mengatakan dari hasil penelitian tersebut bahwa pria dan wanita memiliki perbedaan untuk hal merasakan keberadaan objek yang memberikan efek susulan pada kontrol motoriknya.
Sifat-sifat dasar wanita yang dikenal lebih unggul daripada pria seperti ketekunan, ketelitian, kerapian, kebersihan dan lain sebagainya. Mungkin sifat-sifat itulah yang mempengaruhi wanita dalam kompetisi tersebut, sehingga kaum wanita lebih mengandalkan keakuratan ketimbang kekuatan dan kecepatan seperti yang dimiliki kaum pria.
Masih banyak lagi hal-hal lain yang diungkapkan di dalam buku yang terdiri dari lima bagian ini, berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan di berbagai tempat seperti negara-negara di Eropa dan Amerika.
Dengan dituliskannya buku ini, tidaklah bermaksud mendiskriminasikan gender dengan menonjolkan kaum wanita ketimbang pria. Buku ini lebih memiliki tujuan utama bahwa kaum wanita yang anggun di balik gaun dan selama ini dipandang sebelah mata justru terbukti lebih unggul daripada pria dalam beberapa hal atau bidang.
Kita ingat sebuah nama yakni Raden Ajeng Kartini. Sosok wanita cerdas yang memperjuangkan emansipasi wanita-wanita Indonesia. Hingga kini, pemikiran-pemikiran R.A Kartini masih terasa, sekarang kaum wanita mendapatkan hak-hak yang sama dengan kaum pria seperti pendidikan dan lain-lain, meskipun masih terdapat banyak pelanggaran-pelanggaran pembatasan gender.
Mulai dari kisah R.A Kartini hingga terbitnya buku ini menguatkan sebuah persepsi bahwa kini sudah bukan zamannya lagi memandang rendah kaum wanita, sehingga muncullah sebuah pepatah yang mengatakan “Di belakang setiap pria hebat, pasti ada seorang wanita hebat”.
0 komentar:
Posting Komentar