Siapa pun di dunia ini pasti menginginkan hidup bahagia. Entah itu si kaya, si miskin, pejabat, bahkan, orang yang hidupnya dihabiskan di jalanan pun menginginkan sebuah “fase” bernama kebahagiaan. Namun, seperti apa kebahagiaan itu? Apakah dengan harta yang berlimpah dan hidup mewah seseorang bisa bahagia? Atau, sudah merasakan hidupnya bahagia? Gobind Vashdev dalam buku Happiness Inside coba mendiskusikan masalah kebahagiaan hidup yang diimpikan oleh semua manusia di muka bumi ini. Bahwa kebahagiaan itu sebenarnya adalah relatif. Bergantung pada persepsi manusia memaknai sebuah kebahagiaan dalam hidupnya. Misal, dalam kehidupannya, seseorang selalu merasa cemas setiap menghadapi masalah, maka, seseorang itu tidak akan pernah merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Karena, setiap saat dia selalu dihantui kecemasan dan kebimbangan atas sesuatu yang belum tentu terjadi. Menurut Gobind Vashdev, kecemasan itu muncul karena kita membayangkan hal-hal yang menakutkan akan terjadi. Menurutnya, hal itu bukan sesuatu yang haram, tetapi, jika mau menghitung, sebagian besar atau hampir semua kecemasan kita tidak terjadi. Semua itu buatan kita sendiri dan sering kali tidak beralasan kuat (halaman 68). Lalu, bagaimana jika apa yang kita cemaskan itu terjadi? Jawabannya, memangnya kecemasan tersebut dapat membantu kita mengatasi kejadian yang akan terjadi? Padahal, yang ada malah membuat kita lebih panik? Shakespeare, sang penulis Romeo dan Juliet pernah menulis, “Ketakutan akan kemalangan yang akan terjadi dapat menjadikan kita lebih sengsara daripada saat tibanya kemalangan itu, yang mungkin terjadi atau tidak”. Buku setebal 302 halaman ini hadir tepat disaat semua manusia di muka bumi ini merindukan kebahagiaan dan ketenangan hidup. Penulis secara lengkap dan bahasa yang lugas membahas tentang makna sebuah kebahagiaan. Dari bagaimana mencari kebahagiaan, menggali kebahagiaan, hingga bagaimana menemukan kebahagiaan hidup. Semakin maju dunia ini dan semakin dimanjakannya kita oleh fasilitas serbacanggih, justru kata bahagia semakin jarang didapat. Rasa galau, gelisah, cemas, dan segala macam perasaan negatif kerap kali menghuni ruang pikiran dan hati kita. Apa masalahnya? Jawabannya, karena kita mencarinya di luar. Kita sering sekali mengaitkan sebuah kebahagiaan dengan kondisi tertentu yang kita bisa peroleh di luar. Kita berpikir bahwa jika mencapai apa yang kita inginkan, maka kita akan merasa bahagia. Namun, apa yang terjadi setelah beberapa waktu? Kesenangan yang kita kira “kebahagiaan” itu mulai kehilangan warna, seperti pakaian yang mulai kehilangan sinar kemilaunya, memudar, dan keseganan memakainya pun muncul (halaman 224). Pada bagian terakhir buku ini, penulis mengupas bagaimana menemukan kunci kebahagiaan yang sebenarnya. Penulis menguraikan bahwa, kebahagiaan itu sejatinya bersumber pada diri manusia masing-masing. Bahwa kebahagiaan itu akan kita temukan pada sesuatu yang kita dapat dan kita syukuri. Michael Backwith, seorang narasumber dari film The Secret melontarkan kalimat tentang hukum ketertarikan (law of attraction). Michael berkata, “Tidak ada yang bertambah di dirimu hingga kamu bersyukur.” Apa yang dikatakan Michael Backwith itu berkaitan erat dengan apa yang tertulis dalam Alquran. Dan, semua orang Muslim pasti mengetahui dan meyakininya, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu…” (halaman 215). Dari dua pernyataan di atas bisa disimpulkan, bahwa bersyukur adalah sesuatu hal yang membawa kebahagiaan. Tidak peduli berapa uang yang kita punyai, tidak peduli berapa harta yang kita kuasai, selama tidak ada rasa syukur dalam diri kita, kita tidak mungkin berbahagia. Bahagia dalam diri hanya muncul bersamaan dengan rasa syukur. Dengan kata lain, tinggi-rendahnya tingkat kebahagiaan seseorang berbanding lurus dengan tinggi-rendahnya rasa syukur dalam hati kita.(*) *)Alumnus IAIN Sunan Ampel, Surabaya kini tinggal di Jl. Kades Ellak Daya, RT 02/RW 01 Lenteng, Sumenep, Madura 69461 |
Resensi Happiness Inside di Malang Post

Judul : Happiness Inside Penulis : Gobind Vashdev Penerbit : Noura Books Cetakan : Pertama, Juli 2012 Tebal : 302 Halaman ISBN : 978-602-9498-64-6 Peresensi : Untung Wahyudi* |
0 komentar:
Posting Komentar