Judul : Jabat Tangan NU-Muhammadiyah
Peresensi : Badiatul Muchlisin Asti
Media : Tribun Jogja
Edisi : Minggu, 15 Juni 2014
Buku berjudul Muhammadiyah itu NU, Dokumen Fiqih yang Terlupakan ini mengangkat sebuah dokumen yang nyaris terlupakan dan terkubur dalam sejarah. Dokumen itu bernama Fiqih Muhammadiyah 1924 yang dikarang dan diterbitkan oleh Bagian Taman Pustaka Muhammadiyah Yogyakarta tahun 1924. Kitab itu ditulis dengan bahasa Jawa dan huruf Arab pegon. Dari dokumen inilah diketahui pernah ada titik temu, bahkan titik persamaan, antara Muhammadiyah dan NU dalam pemahaman fiqih.
Buku ini menguak kembali dokumen fiqih itu. Membaca buku ini selain akan menjadikan kita melek terhadap fakta yang selama ini tersimpan dan nyaris terlupakan dalam persada sejarah, juga akan menjadikan kita bisa memahami dinamika dan pasang surut hubungan dua ormas terbesar di Indonesia itu dari waktu ke waktu, serta mengetahui peran dan kontribusi penting Muhammadiyah dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Kehadiran buku ini semoga dapat memberikan secercah harapan agar kedua ormas besar ini bersatu dalam ikatan ukhuwah yang tulus, kokoh, dan padu, karena pada dasarnya keduanya memiliki simpul kesamaan di masa lalu. Bahwa dulu, Muhammadiyah sama persis dengan NU. Akan tetapi, sebagaimana dinyatakan oleh KH. Thoha Abdurrahman (Ketua MUI DIY) dalam pengantarnya di buku ini, NU tidak boleh berbangga hati dengan terbitnya buku ini. Tidak boleh merasa menang. Buku ini tidak boleh dianggap sebagai sebuah pukulan. Ini adalah sebuah jabat tangan sejarah dan rangkulan persaudaraan (hlm. xiv).
0 komentar:
Posting Komentar